LAPORAN
PRAKTIKUM GENETIKA
IMITASI
PERBANDINGAN GENETIS
Nama :
Ria Agustina
NIM :
11017006
Prodi :
Biologi Industri
Assisten :
Siti Mardiyah S.Pd
LABORATORIUM BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA
2012
A.Tujuan
Adapun tujuan
pada praktikum ini adalah :
1.
Mendapatkan gambaran tentang kemungkinan gen-gen
yang di bawa oleh gamet-gametakan bertemu secara acak (random).
2.
Melakukan pengujian lewat tes “Chi-square” untuk
mengetahui apakah hasil yang di dapat bisa di anggap baik ataukah tidak.
B.Dasar Teori
Teori pertama
tentang pewarisan sifat yang dapat di terima kebenarannya di temukan oleh
Gregor Mendel pada tahun 1865.Dalam percobaannya,Mendel memilih tanaman yang
memiliki sifat biologis yang mudah di amati.Mendel mempelajari beberapa pasang
sifat pada tanaman kapri di mulai monohibrid,sampai pada polihibrid.Hasil
penyilangan pada satu sifat beda pada generasi pertamanya tidak menunjukkan
campuran dari sifat induknya.Sementara pada generasi berikutnya sifat yang
muncul pada generasi pertama akan muncul ¾ bagian.Sedangkan sifat induknya yang
tidak muncul pada generasi pertamanya akan muncul pada generasi kedua sebesar ¼
bagian.Sehingga rasio nya 3: 1. (Nugroho dan Sumardi ,2004)
Sifat keturunan
yang di amati/lihat (warna,bentuk,dan ukuran) dinamakan fenotip.Sifat dasar
yang tak tampak dan tetap (tidak berubah-ubah karena lingkungan) pada individu
dinamakan genotip.(Suryo,2004)
Sejauh ini,kita
menggunakan contoh-contoh dominansi dan resesip yang sempurna saja,dimana
individual heterozigot secara fenotipis tidak bisa di bedakan dari individu
homozigot dominan.Nyatanya,banyak alela yang terdapat pada tanaman dan hewan
yang tidak mengikuti sistem ini.Misalnya pada bunga pukul empat, Mirabilis jalapa , jika tanaman ini homozigotik
dengan bunga putih di silangkan dengan tanaman homozigotik bunga merah,maka
keturunannya (yang heterozigotik) memproduksi bunga merah muda.Dan jika tanaman
F1 ini di persilangkan,akan di produksi tanaman-tanaman F2 dalam rasio
1:2:1.Fenomena ini di sebut dominansi tidak sempurna. (Pai ,1992)
Untuk beberapa
gen terdapat dominanasi tak sempurna ,dimana dihibrid F1 mempunyai
penampakan yang berada di antara fenotip
kedua varietas induknya.Ketika alel dominan hadir bersama-sama dengan alel
resesip di dalam satu genotip yang heterozigot,alel-alel tersebut sesungguhnya
sama sekali tidak berinteraksi satu sama lain.Dominansi dan keresesipan
ini baru hadir dalam jalur dari genotip
ke fenotip.(Campbell dkk,2002)
Beberapa
kesimpulan penting dapat diambil dari perkawinan dua individu dengan satu sifat
beda,yaitu :
1.
Semua individu F1 seragam.
2.
Jika dominansi nampak sepenuhnya,maka individu F1
memiliki fenotip spt induknya yang dominan.
3.
Pada waktu individu F1 yang heterozigotik itu
membentuk gamet-gamet,maka terjadilah pemisahan alel,sehingga gamet hanya
memiliki satu alel saja.
4.
Jika dominansi nampak sepenuhnnya,maka perkawinan
monohibrid (Tt >< Tt) menghasilkan keturunan yang memperlihatkan
perbandingan fenotip 3:1 (ysitu ¾ tinggi : ¼ kerdil),tetapi memperlihatkan
perbandingan genotip 1:2 :1 (yaitu ¼ TT :
2/4 Tt : ¼ tt). (Suryo,2004)
Hukum mendel I atau hukum
segregasi yang berbunyi “pasangan alel akan berpisah pada saat pembentukan
gamet dan masing –masing gamet akan bertemu secara random (acak) pada sat
pembuahan.Alel dominan di simbolkan dengan huruf kecil. (Nugroho dan
sumardi,2004)
Hasil penelitian denga d ua sifat
beda menunjukkan kombinasi 9:3:3:1.Hal ini menunjukkan bahwa antara alel satu
dengan alel yang lain tidak saling mempengaruhi.Keadaan ini sering di sebut
dengan hukum Mendel II atau hukum pengelompokkan secara bebas. (Nugroho dan
sumardi,2004)
Formulasi hukum Mendel II ,yaitu
hukum pilihan acak yang
menyatakan bahwa gen-gen yang menetukan sifat-sifat yang satu dengan yang lain dan sebab itu akan timbul lagi pilihan acak pada keturunnnya. (Pai,1992)
menyatakan bahwa gen-gen yang menetukan sifat-sifat yang satu dengan yang lain dan sebab itu akan timbul lagi pilihan acak pada keturunnnya. (Pai,1992)
Apabila domonansi nampak penuh
,maka perkawinan dihibrid menghasilka keturunan dengan perbandingan fenotip
9:3:3:1.Pada semidominansi (artinya domonansi tidak tampak penuh,sehingga ada
sifat intermedier) maka hasil perkawinan monohibrid menghasikan keturunan
dengan perbandingan 1:2:1.Tentunya mudah di mengerti bahwa pada
semidominansi,perkawinan dihibrid akan mengahsilkan keturunan dengan
perbandingan 1:2:1:2:4:2:1:2:1. (Suryo,2004)
Dalam suatu percobaan jarang di
temukan hasil yang tepat betul,karena selalu saja ada penyimpangan.Yang menjadi
masalah ialah berapa banyak penyimpangan yang masih bisa kita terima.Menurut
perhitungan para ahli statistik tingkat kepercayaan itu adalah 5% yang masih di
anggap batas normal penyimpangan.Untuk percobaaan genetika sederhana biasanya
di lakukan analisis Chi-square. (Nio,Tjan kwiau,1990)
Chi kuadrat adalah uji nyata
apakah data yang di peroleh benar menyimpang dari nisbah yang di harapkan,tidak
secara betul.Perbandingan yang di harapkan berdasarkan pemisahan hipotesis
berdasarkan pemisahan alel secara bebas. (Kusdianti. L,1986).
Perlu di adakan evaluasi terhadap
kebenaran atau tidaknya hasil percobaan yang kita lakukan di bandingkan dengan
keadaan secara teoritis.suatu cara untuk mengadakan evaluasi itu adalah
melakukan test “chi-squre”.Di nyatakan dengan rumus :
X = Sigma (xKuadrat/e)
e = hasil yang di ramal/di
harapkan (inggrisnya “expected”)
d = deviasi / penyimpangan
(inggrisnya “observed”) dan hasil yang diramal.
( Suryo,2004)
Dalam
perhitungan nanti,harus di perhatikan pula besarnya derajat kebebasan (bahasa
inggrisnya : degree of freedom),yang nilainya sama dengan jumlah kelas fenotip
di kurangi dengan satu.Dalam tabel,makin kekanan nilai kemumgkinan itu makin
menjauhi nilai 1,yang berarti bahwa data hasil percobaan yang di peroleh itu
tidak baik.Makin kekiri nilai kemungkinan makin mendekati 1 (100%),yang berarti
bahwa data percobaan yang di peroleh adalah baik.Apabila nilai x2 yang di dapat
dari perhitungan terletak di bawah kolom nilai kemungkinan 0,05 atau kurang
(0,1 atau 0,01) itu berarti bahwa faktor kebetulan hanya berpengaruh sebanyak
5% atu kurang,sehingga data percobaan yang di dapat di nyatakan buruk.Apabila
nilai x2 yang di dapat dari perhitungan letaknya di dalam kolom kemungkinan
0,01 atau ahkan 0,001 itu berarti bahwa data yang di peroleh pada percobaan itu
sangat buruk. (Suryo,2004)
Frekuensi
gen merupakan pernyataan matematis suatu gen yang tersebar dalam suatu populasi
yang bereproduksi secara seksual.Bagi suatu lokus genetik yang memiliki produk
gen lebih dari 1 atau bersifat alelik,maka frekuensi gen terrsebut juga
frekuensi alel dari lokus tersebut.Dalam hal ini perlu di perhatikan bahwa
untuk menghitung frekuensi suatu gen atau frekuensi alel perlu di ketahui dulu
sebaran genotip dalam populasi yang di periksa. (Sofro, A.S ,1992)
C. Alat dan Bahan
ü Alat :
1.
Kantong yang sebaiknya dari kain supaya tidak
mudah sobek,lagipula isinya tidak dapat di lihat dari luar.
ü Bahan :
1.
Kancing/bola kecil terbuat dari plastik yang
ukurannya sama tetapi warna berlainan (misalnya,ada yang berwana merah dan ada
yang putih)
2.
Kancing yang ukurannya sama tetapi warna berlainan
dan 2 kancing beda warna yang di satukan.(Misal merah dengan biru atau putih dengan
abu-abu)
D. Cara Kerja
Cara kerja sesuai
dengan buku petunjuk Praktikum.
E. Hasil Percobaan
1. Ada dominansi
Penuh (hasil Perorangan )
Tabel monohibrid dominansi penuh (3:1)
Tabel monohibrid dominansi penuh (3:1)
Pengambilan ke-
|
RR (merah )
|
Rr (merah)
|
rr (putih)
|
1
|
|
|
ü
|
2
|
|
ü
|
|
3
|
|
ü
|
|
4
|
|
|
ü
|
5
|
|
ü
|
|
6
|
ü
|
|
|
7
|
ü
|
|
|
8
|
ü
|
|
|
9
|
|
ü
|
|
10
|
|
ü
|
|
11
|
|
ü
|
|
12
|
|
ü
|
|
Jumlah
|
3
|
7
|
2
|
Perhitungan
“chi-square test”
|
Merah
|
Putih
|
Jumlah
|
O
|
10
|
2
|
12
|
E
|
9
|
3
|
12
|
d
|
1
|
1
|
0
|
(d-1/2)
|
1/2
|
1/2
|
-
|
(d-1/2)2
|
1/4
|
1/4
|
-
|
X2
|
¼ :9
=0,028
|
¼ :3
=0,083
|
0,111
|
X2 = 0,028 + 0,083 = 0,111
DK = 2-1 =1
K(1) = antara 0,70 dan 0,90
Oleh karena nilai kemungkinan masih lebih besar dari 0,05 atau berada di sebelah kiri 0,05 maka deviasi tidak berarti dan percobaan di anggap baik atau benar.Semakin ke kiri,hasilnya semakin baik.
Oleh karena nilai kemungkinan masih lebih besar dari 0,05 atau berada di sebelah kiri 0,05 maka deviasi tidak berarti dan percobaan di anggap baik atau benar.Semakin ke kiri,hasilnya semakin baik.
2.Dominansi tidak Penuh (hasil perorangan)
Tabel monohibrid dominansi tidak penuh (1:2:1)
Tabel monohibrid dominansi tidak penuh (1:2:1)
Pengambilan ke-
|
RR (merah )
|
Rr (merahmuda)
|
rr (putih)
|
1
|
|
ü
|
|
2
|
|
|
ü
|
3
|
|
|
ü
|
4
|
|
ü
|
|
5
|
ü
|
|
|
6
|
|
ü
|
|
7
|
|
ü
|
|
8
|
|
ü
|
|
9
|
ü
|
|
|
10
|
|
|
ü
|
11
|
ü
|
|
|
12
|
|
ü
|
|
Jumlah
|
3
|
6
|
3
|
Perhitungan
“chi-square test”
|
Merah
|
Merahmuda
|
Putih
|
Jumlah
|
O
|
3
|
6
|
3
|
12
|
E
|
3
|
6
|
3
|
12
|
d
|
0
|
0
|
0
|
|
d2
|
0
|
0
|
0
|
|
x2
|
0
|
0
|
0
|
0
|
X2 = 0 + 0 +0 = 0
DK = 3-1 =2
K(2) = antara 0,70 dan 0,90
Oleh karena nilai kemungkinan masih lebih besar dari 0,05 atau berada di paling kiri 0,05 maka deviasi sama sekali tidak berarti dan percobaan sangat sempurna.
Oleh karena nilai kemungkinan masih lebih besar dari 0,05 atau berada di paling kiri 0,05 maka deviasi sama sekali tidak berarti dan percobaan sangat sempurna.
3.Dominansi Penuh (monohibrid)
Hasil kelas
Tabel monohibrid dominansi penuh (3:1)
Tabel monohibrid dominansi penuh (3:1)
No
|
Nama
|
RR (merah )
|
Rr (merah)
|
rr (putih)
|
1
|
Aziz Hidayat
|
2
|
6
|
4
|
2
|
Rufina Udin
|
5
|
1
|
6
|
3
|
Kiki Setia .U
|
5
|
5
|
2
|
4
|
Azizah Dwi.K
|
3
|
7
|
2
|
5
|
Ulfah .R
|
3
|
7
|
2
|
6
|
Warraihan
|
2
|
8
|
2
|
7
|
Ria Agustina
|
3
|
7
|
2
|
8
|
Nike Tia.S
|
2
|
6
|
4
|
9
|
Annisa .R
|
4
|
5
|
3
|
10
|
Ema Lusiana
|
4
|
4
|
4
|
|
Jumlah
|
33
|
56
|
31
|
Perhitungan
“chi-square test”
|
Merah
|
Putih
|
Jumlah
|
O
|
89
|
31
|
120
|
E
|
90
|
30
|
120
|
d
|
1
|
1
|
0
|
(d-1/2)
|
½
|
1/2
|
-
|
(d-1/2)2
|
¼
|
1/4
|
-
|
X2
|
¼ :90
=0,002
|
¼ :30
=0,008
|
0,001
|
X2 = 0,002 + 0,008 = 0,001
DK = 2-1 =1
K(1) = antara 0,90 dan 0,99
Oleh karena nilai kemungkinan masih lebih besar dari 0,05 atau berada di paling kiri 0,05 maka deviasi sama sekali tidak berarti dan percobaan di anggap sangat baik.
Oleh karena nilai kemungkinan masih lebih besar dari 0,05 atau berada di paling kiri 0,05 maka deviasi sama sekali tidak berarti dan percobaan di anggap sangat baik.
4.Dominansi tidak Penuh Monohibrid (hasil kelas)
Tabel monohibrid dominansi tidak penuh (1:2:1)
No
|
Nama
|
RR (merah )
|
Rr (merahmuda)
|
rr (putih)
|
1
|
Aziz Hidayat
|
1
|
6
|
5
|
2
|
Rufina Udin
|
4
|
7
|
1
|
3
|
Kiki Setia .U
|
5
|
6
|
1
|
4
|
Azizah Dwi.K
|
4
|
4
|
4
|
5
|
Ulfah .R
|
4
|
7
|
1
|
6
|
Warraihan
|
4
|
5
|
3
|
7
|
Ria Agustina
|
3
|
6
|
3
|
8
|
Nike Tia.S
|
2
|
5
|
5
|
9
|
Annisa .R
|
4
|
4
|
4
|
10
|
Ema Lusiana
|
2
|
6
|
4
|
|
Jumlah
|
33
|
56
|
31
|
Perhitungan
“chi-square test”
|
Merah
|
Merahmuda
|
Putih
|
Jumlah
|
O
|
33
|
56
|
31
|
120
|
E
|
30
|
60
|
30
|
120
|
d
|
3
|
4
|
1
|
|
d2
|
9
|
16
|
1
|
|
x2
|
9/30=
0,3
|
16/60 =
0,267
|
1/30=
0,033
|
0,60
|
X2 = 0,60
DK = 3-1 =2
K(2) = antara 0,70 dan 0,90
Oleh karena nilai kemungkinan masih lebih besar dari 0,05 atau berada di paling kiri 0,05 maka deviasi sama sekali tidak berarti dan percobaan sempurna.
Oleh karena nilai kemungkinan masih lebih besar dari 0,05 atau berada di paling kiri 0,05 maka deviasi sama sekali tidak berarti dan percobaan sempurna.
5.Dihibrid Dominansi Penuh (
Hasil Perorangan )
Tabel Dihibrid dominansi penuh (9:3:3:1)
Tabel Dihibrid dominansi penuh (9:3:3:1)
Pengambilan ke-
|
R-B-(merah biru )
|
R-bb (merah abu2)
|
rrB- (putih biru)
|
Rrbb (putih abu2)
|
1
|
ü
|
|
|
|
2
|
ü
|
|
|
|
3
|
ü
|
|
|
|
4
|
|
|
ü
|
|
5
|
|
|
ü
|
|
6
|
|
|
ü
|
|
7
|
ü
|
|
|
|
8
|
ü
|
|
|
|
9
|
|
|
ü
|
|
10
|
ü
|
|
|
|
11
|
ü
|
|
|
|
12
|
ü
|
|
|
|
13
|
|
ü
|
|
|
14
|
|
|
ü
|
|
15
|
|
ü
|
|
|
16
|
ü
|
|
|
|
Jumlah
|
9
|
2
|
5
|
|
Perhitungan
“chi-square test”
|
Merah-bulat
|
Merah-oval
|
Putih-bulat
|
Putih-oval
|
Jumlah
|
O
|
9
|
2
|
5
|
0
|
16
|
E
|
9
|
3
|
3
|
1
|
16
|
d
|
0
|
1
|
2
|
1
|
|
d2
|
0
|
1
|
4
|
1
|
|
x2
|
0
|
1/3 =
0,33
|
4/3=
1,33
|
1/1=1
|
2,66
|
X2 = 2,66
DK =4-1 =3
K(3) = antara 0,30 dan 0,50
Oleh karena nilai kemungkinan masih lebih besar dari 0,05 atau berada di sebelah kiri 0,05 maka deviasi tidak berarti dan percobaan di anggap baik.
Oleh karena nilai kemungkinan masih lebih besar dari 0,05 atau berada di sebelah kiri 0,05 maka deviasi tidak berarti dan percobaan di anggap baik.
6.Dihibrid Dominansi Tidak Penuh
( hasil perorangan)
Tabel Dihibrid dominansi tidak penuh (1:2:1:2:4:2:1:2:1)
Tabel Dihibrid dominansi tidak penuh (1:2:1:2:4:2:1:2:1)
Pengambilan ke-
|
RRBB
|
RRBb
|
RRbb
|
RrBB
|
RrBb
|
Rrbb
|
rrBB
|
rrBb
|
rrbb
|
||||
1
|
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
|
||||
2
|
ü
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
3
|
|
|
|
|
|
|
|
ü
|
|
||||
4
|
|
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
||||
5
|
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
|
||||
6
|
|
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
||||
7
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
|
|
||||
8
|
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
|
||||
9
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
|
|
||||
10
|
|
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
||||
11
|
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
|
||||
12
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
|
|
||||
13
|
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
|
||||
14
|
|
|
|
|
ü
|
|
|
|
|
||||
15
|
|
|
|
|
|
|
|
|
ü
|
||||
16
|
|
|
ü
|
|
|
|
|
|
|
||||
Jumlah
|
1
|
0
|
1
|
3
|
6
|
3
|
0
|
1
|
1
|
||||
Perhitungan
“chi-square test”
|
Merah-bulat
|
Merah-agak bulat
|
Merah-oval
|
Merah
muda-bulat
|
M.muda,
agkBulat |
M.muda-oval
|
Putih-bulat
|
Putih-agkBulat
|
Putih-oval
|
Jumlah
|
O
|
1
|
0
|
1
|
3
|
6
|
3
2
|
0
|
1
|
1
|
16
|
E
|
1
|
2
|
1
|
2
|
4
|
|||||
d
|
0
|
2
|
0
|
1
|
2
|
1
|
1
|
1
|
0
|
|
d2
|
0
|
4
|
0
|
1
|
4
|
1
|
1
|
1
|
0
|
|
x2
|
0
|
4/2= 2
|
0
|
1/2=
0,5 |
4/4=
1 |
½=0,5
|
1/1=1
|
½=0,5
|
0
|
X2=5,5
|
X2 = 5,5
DK =9-1 =8
K(8) = antara 0,50 dan 0,70
Oleh karena nilai kemungkinan masih lebih besar dari 0,05 atau berada di sebelah kiri 0,05 maka deviasi kurang berarti dan percobaan di anggap baik.
Oleh karena nilai kemungkinan masih lebih besar dari 0,05 atau berada di sebelah kiri 0,05 maka deviasi kurang berarti dan percobaan di anggap baik.
7.Dihibrid Dominansi Penuh (hasil
kelas)
Tabel Dihibrid dominansi penuh (9:3:3:1)
Tabel Dihibrid dominansi penuh (9:3:3:1)
No
|
Nama
|
R-B-(merah biru )
|
R-bb (merah abu2)
|
rrB- (putih biru)
|
Rrbb (putih abu2)
|
|
1
|
Aziz Hidayat
|
12
|
3
|
0
|
1
|
|
2
|
Rufina Udin
|
5
|
4
|
2
|
5
|
|
3
|
Kiki Setia.S
|
9
|
2
|
5
|
0
|
|
4
|
Azizah Dwi.K
|
10
|
3
|
2
|
1
|
|
5
|
Ulfah .R
|
12
|
1
|
2
|
1
|
|
6
|
Warraihan
|
11
|
2
|
1
|
2
|
|
7
|
Ria Agustina
|
9
|
2
|
5
|
0
|
|
8
|
Nike Tia .S
|
10
|
1
|
4
|
1
|
|
9
|
Annisa .R
|
10
|
4
|
2
|
0
|
|
10
|
Ema Lusiana
|
12
|
1
|
3
|
0
|
|
|
Jumlah
|
100
|
23
|
26
|
11
|
|
Perhitungan
“chi-square test”
|
R-B-
|
R-bb
|
rrB-
|
rrbb
|
Jumlah
|
O
|
100
|
23
|
26
|
11
|
160
|
E
|
90
|
30
|
30
|
10
|
160
|
d
|
10
|
7
|
4
|
1
|
|
d2
|
100
|
49
|
16
|
1
|
|
x2
|
100/90=
1,11 |
49/30 = 1,63
|
16/30=
0,53
|
1/10=0,1
|
3,37
|
X2 = 3,37
DK =4-1 =3
K(3) = antara 0,30 dan 0,50
Oleh karena nilai kemungkinan masih lebih besar dari 0,05 atau berada di sebelah kiri 0,05 maka deviasi tidak berarti dan percobaan di anggap baik atau benar.
Oleh karena nilai kemungkinan masih lebih besar dari 0,05 atau berada di sebelah kiri 0,05 maka deviasi tidak berarti dan percobaan di anggap baik atau benar.
8.Dihibrid Dominansi tidak Penuh
(hasil kelas)
Tabel Dihibrid dominansi
tidak penuh (1:2:1:2:4:2:1:2:1)
Nama
|
RRBB
|
RRBb
|
RRbb
|
RrBB
|
RrBb
|
Rrbb
|
rrBB
|
rrBb
|
rrbb
|
||
Aziz Hidayat
|
1
|
4
|
2
|
1
|
2
|
4
|
1
|
1
|
0
|
||
Kiki Setia .U
|
1
|
6
|
0
|
1
|
4
|
1
|
2
|
1
|
0
|
||
Azizah Dwi.K
|
3
|
0
|
2
|
2
|
6
|
1
|
0
|
2
|
0
|
||
Ulfah .R
|
1
|
2
|
1
|
0
|
10
|
0
|
1
|
1
|
0
|
||
Warraihan
|
1
|
2
|
3
|
2
|
3
|
2
|
0
|
0
|
3
|
||
Ria Agustina
|
1
|
0
|
1
|
3
|
6
|
3
|
0
|
1
|
1
|
||
Nike Tia.s
|
1
|
3
|
3
|
1
|
3
|
2
|
1
|
1
|
1
|
||
Annisa
.R
|
0
|
3
|
4
|
0
|
5
|
2
|
0
|
1
|
1
|
||
Ema Lusiana
|
1
|
4
|
0
|
2
|
5
|
3
|
0
|
1
|
0
|
||
Rufina Udin
|
4
|
1
|
4
|
0
|
0
|
5
|
1
|
0
|
1
|
||
Jumlah
|
14
|
25
|
20
|
12
|
44
|
23
|
6
|
9
|
7
|
||
Perhitungan
“chi-square test”
|
Merah-bulat
|
Merah-agak bulat
|
Merah-oval
|
Merah
muda-bulat
|
M.muda,
agkBulat |
M.muda-oval
|
Putih-bulat
|
Putih-agkBulat
|
Putih-oval
|
Jumlah
|
O
|
14
|
25
|
20
|
12
|
44
|
23
|
6
|
9
|
7
|
160
|
E
|
10
|
20
|
10
|
20
|
40
|
20
|
10
|
20
|
10
|
160
|
d
|
4
|
5
|
10
|
8
|
4
|
3
|
4
|
11
|
3
|
|
d2
|
16
|
25
|
100
|
64
|
16
|
9
|
16
|
121
|
0
|
|
x2
|
16/10=1,6
|
25/20=
1,25 |
100/10=10
|
64/20=
3,2 |
16/40=0,4
|
9/20=0,45
|
16/10=1,6
|
121/20=6,05
|
9/10=0,9
|
X2=25,45
|
X2 = 25,45
DK =9-1 =8
K(8) = antara 0,01 dan 0,001
Oleh karena nilai kemungkinan masih lebih kecil dari 0,05 atau berada di sebelah kanan 0,05 maka percobaan di anggap sangat buruk dan data tidak bisa di percaya.
Oleh karena nilai kemungkinan masih lebih kecil dari 0,05 atau berada di sebelah kanan 0,05 maka percobaan di anggap sangat buruk dan data tidak bisa di percaya.
F. PEMBAHASAN
Dari
percobaan test imitasi genetis yang telah dilakukan,diperoleh hasil bahwa
ternyata kemungkinan atau peluang yang di miliki tiap gen itu berbeda-beda.Gambaran
tentang kemungkinannya gen-gen yang di bawa oleh gamet-gamet akan bertemu
secara acak (random) juga berbeda.Dalam pengamatan,tiap uji percobaan
memperlihatkan hasil yang berbeda-beda.Pada percobaan yang dilakukan,pada
monohibrid,hasilnya cukup baik,karena semua berada disebelah kiri dari 0,05
atau lebih besar dari 0,05.Dan sesuai dengan hukum Mendel 1.
Menurut
Nugroho dan Sumardi,hukum Mendel 1 berbunyi pasangan alel akan berpisah dan
bertemu secara random pada saat
pembuahan.Hal tersebut terjadi pada persilangan monohibrid dengan dua
kemungkinan,yaitu dominansi penuh dan tidak penuh.Pada Dominansi penuh,akan
didapat keturunan dengan rasio fenotip 3:1.Pada percobaan dengan dominansi
penuh disilangkan genotip Rr yaitu merah dengan Rr yang dihasilkan 3R-: 1rr.
P. Rr >< Rr
merah merah
F1. RR,Rr,Rr,rr
merah merah
F1. RR,Rr,Rr,rr
Ket : RR (merah) 25%,Rr (merah)
50%,rr (putih) 25%
Suryo
(2004) dalam bukunya yang berjudul Genetika
Strata-1 berpendapat bahwa “tes x2” di gunakan untuk melakukan pengujian
apakah data percobaan itu baik atau tidak.Pada hasil perseorangan dalam
percobaan,di peroleh X2 = 0,111,dimana 0,111 berada pada nilai kemungkinan antara
0,70 dan 0,90.Sehingga hasil tersebut di ketahui cukup baik.
Semakin
dekat nilai ratio kenyataaan yang di sebut o (onservation) terhadap ratio teoritis
yang di sebut e (expected),semakin sempurna data yang di pakai,berarti semakin
bagus pernyataan fenotipnya.Jika perbandingan antara o/e mendekati angka 1,berarti
data yang di dapat semakin bagus,dan pernyataan fenotip tentang karakter yang
diselidiki mendekati sempurna.Akan tetapi jika o/e menjauhi angka 1,data itu
birik dan pernyataan fenotip tentang karakter yang diselidiki berarti
dipengaruhi faktor lain.Dapat karena faktor lingkungan atau jumlah objek yang
diamati terlalu sedikit.
Pada
persilangan monohibrid dominansi tidak penuh (percobaan perseorangan),muncul
sifat intermedier,yaitu merah muda.Dengan x2=0 dengan expected 3:6:3 yang
hasilnya o= 3:6:3,sehingga data percobaan sangat sempurna.
Pada
persilangan monohibrid dominansi tidak penuh (data kelas),di peroleh x2=0,60
,yang mana kemungkinanya antara 0,70 dan 0,90.Dapat disimpulkan bahwa hasil
yang di peroleh signifikan,sehingga hipotesis diterima.Nilai tersebut disebelah
kiri 0,05,sehingga data percobaan tersebut baik.
Pai
,Anna . C mengatakan bahwa gen-gen yang menentukan sifat yang berbeda akan
berpisah secara bebas dan akan timbul lagi secara acak pada keturunannya.Hal
tersebut terjadi pada persilangan dihibrid.Seperti halnya persilangan
monohibrid,persilangan dihibrid ada yang menunjukkan dominansi penuh dan tidak
penuh.Pada dominansi penuh,akan didapatkan perbandingan fenotip
9:3:3:1,sedangkan pada dominansi tidak penuh akan diperoleh perbandingan
1:2:1:2:4:2:1:2:1.
Menurut
Asworo ,Joko dan Yusa (2006),persilangan dihibrid dominansi tidak penuh
dinamakan pula persilangan dihibrid intermediet.Ciri persilangan jenis ini
ialah jika sifat individu hasil persilangan tidak sama dengan salah satu sifat
induknya.Sebagai contoh,tanaman semangka berbiji banyak dan berasa manis (BBMM)
disilangkan dengan semangka berbiji sedikit dan berasa hambar (bbmm) akan
menghasilkan semangka berbiji sedang dan berasa sedang (BbMm).Sifat ini berbeda
dengan induknya.
Pada
persilangan dihibrid dominansi penuh (hasil perseorangan),diperoleh x2=2,66 dan
nilai K berada di antara 0,30 dan 0,50.Hal tsb menandakan percobaan dianggap
baik atau benar.
Pada
persilangan dihibrid dominansi penuh (hasil kelas),diperoleh x2= 5,5 dengan nilai
K antara 0,50 dan 0,70 dan persilangan dominansi penuh (hasil kelas) diperoleh
x2= 3,37 dengan K antara 0,30 dan 0,50.Sehingga data percobaan dianggap baik.
Namun,pada
dihibrid dominansi tidak penuh (hasil kelas),diperoleh x2=25,45,dengan nlai K
antara 0,001 dan 0,01 yang menandakan percobaan tersebut sangat buruk sebab
nilai K berada di sebelah kiri 0,05.Dapat dikatakan,data percobaan tidak bisa
dipercaya.
Pada
8 tabel yang ada,terdapat 1 tabel dimana hasil x2 sangat buruk,yaitu pada
persilangan dihibrid dominansi tidak penuh (hassil kelas) dan pada 7 tabel
lainnya menghasilkan x2 yang baik.Dengan demikian,pada percobaan-percobaan tersebut
Hukum Mendel I dan Hukum Mendel II benar-benar berfungsi.
Data
yang buruk berarti pernyataan fenotip tentang karakter yang di selidiki
dipengaruhi oleh suatu faktor,dapat faktor lingkungan atau jumlah objek yang
diamati terlalu sedikit.
G. KESIMPULAN
:D
:D
H. Daftar Pustaka
Berada
dlm ctt pribadi penulis yahh..._^_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar