Rabu, 17 Juli 2013
Selasa, 16 Juli 2013
Metabolisme Bakteri KIMCHI
“The Process
Metabolism of Kimchi’s Bacterias”
Name : Ria Agustina
NIM : 11017006
Biology
Faculty of
Mathematics and Natural Science
Ahmad Dahlan
University
Yogyakarta
2013
KIMCHI
김치
Kimchi adalah makanan tradisional Korea
yang merupakan salah satu jenis asinan sayuran hasil fermentasi yang diberi
bumbu pedas. Kimchi merupakan salah satu makanan tersehat di dunia selain
tempe, yoghurt dan minyak zaitun. Kimchi sendiri ada 187 jenis yang terdapat di
museum kimchi Pulmuone yang ada di Seol, mulai dari kimchi jaman dulu sampai
kimchi jaman sekarang.
Selain memiliki cita rasa yang khas,
kimchi juga dipercaya dapat memberi manfaat bagi kesehatan tubuh manusia karena
mengandung kadar serat makanan yang tinggi dan memiliki kadar kalori yang
rendah. Hal ini disebabkan karena kimchi terbuat dari berbagai jenis sayuran, (seperti sawi, selada,dll) bawang putih, dan cabai merah yang kaya
akan vitamin dan dapat menyehatkan tubuh. Bakteri Lactobacillus yang berperan dalam proses fermentasi
dapat menghasilkan asam laktat dengan kadar tinggi, sehingga jika dikonsumsi
dapat memperlancar sistem pencernaan. Kimchi juga diyakini memiliki khasiat
untuk mencegah kanker. Maka tak heran, kimchi disebut sebagai salah satu dari
lima “makanan tersehat di dunia” menurut majalah Health Magazine”
Pembuatan KIMCHI
- Bahan
v
1
buah sawi putih
v
1 buah selada hijau
v
½
batang lobak putih, iris tipis
v
2 sdt bawang putih, parut
v
1 sdt
jahe, parut
v
2½ sdt cabe merah (di haluskan)
v
2 sdm
gula pasir (sukrosa)
v
½
gelas garam kasar
v
2½ gelas air (aqua)
v
5 sdt saus ikan
v
¼ cangkir tepung beras
v
1 buah jeruk lemon
- Cara Kerja
- Sawi dan Selada dibiarkan utuh dan cuci bersih dengan air mengalir hingga ke lembar terdalam daun sawi. Sesudah bersih, rendam sawi dalam campuran ½ gelas garam yang sudah dilarutkan dengan air matang untuk sedikitnya enam jam sampai sawi putih terlihat layu.
- Setelah enam jam, angkat sawi dan selada, cuci kembali dengan air bersih hingga ke sela-sela lipatan daun sawi dan selada agar sisa garam tercuci bersih. Tiriskan. Bila suka sawi dan selada bisa dibiarkan utuh begitu saja atau dipotong menjadi dua bagian dengan membuang ujung-ujung sawi.
Pembuatan Pasta Kimchi
Membuat
Bubur :
q
Dimasukan 1/4 cangkir tepung terigu dan 21/2 cangkir
air ke dalam panci, dan dicampuran secara merata.
q
Kemudian dimasak di atas api sedang, diaduk
terus. Ketika terlihat beberapa gelembung, dituangkan 2 sdm sukrosa ke dalam
bubur dan diaduk satu menit lagi.
q
Kemudian didinginkan. Ditempatkan bubur dingin
ke dalam mangkuk besar.
Lalu ditambahkan semua bahan satu per satu kedalam
bubur Kimchi :
Pakailah sarung tangan pada
tahap ini, sehingga tidak mengiritasi kulit.
- Ditambahkan 2½ sdt cabe merah (di haluskan), 2 sdt bawang putih (parut), 1 sdt jahe (parut), 5 sdt saus ikan, perasan jeruk lemon.
- Di aduk semua bahan yang telah dicampurkan hingga semua bumbu merata.
- Dimasukkan lembar per lembar sawi dan selada serta lobak yang sudah diris tipis sambil membalurnya dengan pasta kimchi hingga seluruh permukaan sawi, selada, dan lobak merata terkena pasta kimchi.
- Setelah sawi, selada, dan lobak merata terkena pasta kimchi, dimasukkan ke tempat kedap udara atau botol/toples kaca.
- Di biarkan selama 2x24 jam, agar sawi, selada, dan lobak terfermentasi.
- Fermentasi selesai di tandai dengan bau asam yang khas.
- Setelah proses fermentasi selesai, kimchi bisa langsung dimakan atau disimpan di lemari pendingin agar dapat dinikmati selama kurang lebih 3 bulan.
Bagaimana Proses Metabolisme Bakteri Kimchi...???
Fermentasi dalam Proses Pembuatan Kimchi
Produk utama hasil fermentasi berupa asam
laktat, namun terdapat produk metabolit lain seperti fruktosa, manitol,
polisakarida dan lain-lain. Sehingga menyebabkan rasa yang lebih kaya. Selain
itu, penambahan bumbu-bumbu sebelumnya menyebabkan rasa dan tekstur yang lebih
kompleks.
Mikroba yang terlibat dalam proses fermentasi kimchi antara lain :
1. LAB (Lactid Acid Bacteria)
- Leuconostoc mesenteroides
- Leuconostoc kimchi
- Leuconostoc gelidum
- Leuconostoc inbae
- Leuconostoc citreum
- Lactobacillus plantarum
-
Lactobacillus brevis
- Lactococcus
lactis
-
Lactobacillus sakei
- Pediococcus
pentosaceus
- dan beberapa ragi (yeast
asam-asam organik) yang berperan dalam fermentasi kimchi.
Mikroba dominan : genus Leuconostoc, Lactobacillus
a. Leuconostoc citreum, Leuconostoc mesenteroides,
Leuconostoc gelidum
b. Lactobacillus plantarum,
Lactobacillus sake, Lactobacillus brevis
c. Streptococus faecalis
d. Pediococus pentosaceus
Proses fermentasi kimchi terdiri atas 3
tahap. Pada early step, Leuconostoc mesenteroides, Leuconostoc citreum dan
Streptococus faecalis aktif tumbuh pada tahap awal fermentasi. Leuconostoc
mesenteroides dan Leuconostoc citreum memproduksi metabolit :
a. Asam laktat, asam asetat
b. Ethanol
c. Mannitol
d. Karbon dioksida
e. Asam-asam organik (Memberi rasa asam yang khas pada kimchi serta
menciptakan suasana anaerob /menginhibisi propagasi bakteri aerob).
Kemudian memasuki mid-stage, jumlah Leuconostoc
mesenteroides berkurang. Lactobacillus plantarum, bakteri asam
laktat homofermentatif, aktif berpolimerasi dan memproduksi asam laktat pada pH
3. Bakteri ini menciptakan rasa asam pada kimchi. Leuconostoc citreum
dan Pediococus juga aktif pada mid stage.
Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus brevis aktif pada
tahap akhir fermentasi mempengaruhi pematangan kimchi. Pada tahap ini,
pertumbuhan Leuconostoc mesenteroides sedikit terhambat karena Lactobacilus
plantarum mengakibatkan rasa khas kimchi berkurang.
Laju fermentasi kimchi dapat dipengaruhi
oleh konsentrasi garam dan suhu. Kimchi optimum dikonsumsi jika mengandung
0,6-0,8% titrasi asam (pH 4,2), 3% NaCl, dan kandungan asam organiknya yang
cukup tinggi.
Peranan LAB dalam proses fermentasi kimchi
adalah memberikan rasa yang khas pada kimchi. Beberapa LAB memiliki aktivitas antimikroba tertentu yang
berguna dalam pengawetan kimchi (natural bio-preservatives).
Bakteri-bakteri
pada kimchi adalah bakteri asam laktat yang mampu
mengubah glukosa menjadi asam laktat. Bakteri tersebut adalah Lactobacillus,
Streptococcus, Leuconostoc, Pediococcus, dan Bifidobacterium. Ada 2
kelompok fermentasi asam laktat, yaitu homofermentatif dan heterofermentatif.
Yang disebut lebih dulu menggunakan glikolisis melalui jalur EMP dan yang
satunya menggunakan glikolisis melalui jalur HMP.
Jenis-jenis bakteri asam
laktat pada Kimchi :
Bakteri asam laktat tersebut
dapat dibedakan atas 2 kelompok yaitu:
Bakteri homofermentatif;
glukosa difermentasi menghasilkan asam laktat sebagai satu-satunya produk.
Contoh : Streptococus, Pediococcus, Enterococcus, Lactococcus
dan beberapa Lactobacillus.
Bakteri heterofermentatif :
glukosa difermentasikan selain menghasilkan asam laktat juga memproduksi
senyawa-senyawa lainnya yaitu etanol, asam asetat. Contoh : Leuconostoc, dan
beberapa spesies Lactobacillus.
Secara
garis besar, keduanya memiliki kesamaan dalam mekanisme pembentukan asam
laktat, yaitu piruvat akan diubah menjadi laktat (atau asam laktat)
dan diikuti dengan proses transfer elektron dari NADH menjadi NAD+.
Pola fermentasi ini dapat dibedakan dengan mengetahui keberadaan enzim-enzim
yang berperan di dalam jalur metabolisme glikolisis.
Pada
heterofermentatif, tidak ada enzim aldolase dan enzim heksosa
isomerase tetapi menggunakan enzim fosfoketolase dan menghasilkan CO2.
Metabolisme heterofermentatif dengan menggunakan heksosa (golongan
karbohidrat yang terdiri dari 6 atom karbon) akan melalui jalur heksosa
monofosfat (HMF) atau pentosa fosfat (PP). Sedangkan homofermentatif
melibatkan aldolase dan heksosa aldolase namun tidak memiliki
fosfoketolase serta hanya sedikit atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan CO2.
Jalur metabolisme dari yang digunakan pada homofermentatif adalah lintasan
Embden-Meyerhof-Parnas (EMP).
Fermentasi Asam Laktat Homofermentatif
Bakteri asam laktat homofermentatif
menghasilkan mayoritas asam laktat dengan sedikit produk samping, yaitu
gliserol, etanol, asetat, format dan CO2 (Gambar 13.2). Bakteri asam
laktat homofermentatif mengoksidasi glukosa menjadi 2 piruvat melalui jalur
EMP. Pada jalur ini menghasilkan 2 ATP. NADH yang dihasilkan pada jalur ini
dipakai untuk mereduksi piruvat menjadi asam laktat. Reaksi keseluruhan adalah
Glukosa + 2ADP + 2Pi ® 2 Laktat + 2 ATP
Produk samping diperoleh, karena bakteri
asam laktat homofermentatif mempunyai berbagai enzim yang dapat mengubah
piruvat menjadi etanol dan CO2, asetat dan format, dan laktat. Jika
piruvat tidak segera diubah menjadi produk di atas, NADH dipakai untuk
mereduksi dihidroksi aseton fosfat menjadi gliserol.
Fermentasi Asam Laktat Heterofermentatif
Bakteri asam laktat heterofermentatif
menghasilkan asam laktat dan produk fermentasi lainnya (kebanyakan etanol)
dengan rasio yang seimbang. Hal ini karena mereka mengoksidasi glukosa menjadi
piruvat dan asetil fosfat melalui jalur HMP. Piruvat kemudian direduksi menjadi
asam laktat, sedangkan asetil fosfat kemudian direduksi menjadi etanol. Pada
jalur ini menghasilkan 1 ATP. Reaksi keseluruhan adalah.
Glukosa + ADP + Pi ® Laktat + etanol + CO2 + ATP
Fermentasi Asam Laktat Melalui Jalur Bifidium
Dinamakan jalur bifidium, karena ditemukan
pada Bifidobacterium bifidium. Secara keseluruhan fermentasi asam laktat
melalui jalur bifidium adalah
2 Glukosa + 5 ADP + 5 Pi ® 3 asetat + 2 laktat + 5 ATP
Fermentasi asam laktat pada jalur ini
melalui glikolisis melalui modifikasi jalur Pentosa Fosfat (PP). Dua molekul glukosa difosforilasi
menjadi 2 molekul fruktosa 6-fosfat (perlu 2 ATP). Satu molekul fruktosa
6-fosfat dipecah menjadi eritrosa 4-fosfat dan asetil fosfat. Eritrosa 4-fosfat
kemudian bereaksi dengan satu molekul fruktosa 6-fosfat lainnya menghasilkan
sedoheptulosa 7-fosfat dan fosfogiseraldehid. Sedoheptulosa 7-fosfat bereaksi
lagi dengan fosfogiseraldehid menghasilkan xilulosa 5-fosfat dan ribulosa
5-fosfat. Ribulosa 5-fosfat berisomerasi menjadi xilulosa 5-fosfat.
Dua molekul xilulosa 5-fosfat dipecah
menjadi 2 fosfogliseraldehid dan 2 asetil fosfat. Dua molekul
fosfogliseraldehid dioksidasi menjadi 2 piruvat kemudian direduksi menjadi 2
laktat (menghasilkan 4 ATP). Dua molekul asetil fosfat diubah menjadi 2 asetat
(menghasilkan 2 ATP).
Jalur pentosa fosfat juga dikenal sebagai
jalur fosfoglukonat, adalah suatu jalur multifungsi yang dapat digunakan
pada fermentasi hexosa, pentosa, dan karbohidrat lainnya. Beberapa organisme,
seperti fermentor heterolaktat, ini adalah jalur penghasil energi utama.
Hasil
Tahapan Siklus Krebs untuk 2 molekul Glukosa :
q
2 ATP
q
6 NADPH
q
2 FADH
q
4 CO2
Total ATP = 24 ATP
•
Terjadi Penambahan gugus fosfat
•
Terbentuk
ATP karena pelepasan elektron dan H+
dengan pelepasan energi
•
Karena reaksi metabolisme kimchi adalah
an-aerob, maka akseptor elektron terakhirnya adalah senyawa organik, yaitu asam
laktat (CH3-CHOH-COOH), CH3COOH, Asam format.
•
ATP yang dihasilkan digunakan dalam Anabolisme
untuk pembentukan dinding sel, dan organel-organel sel lainnya.
Langganan:
Postingan (Atom)