Selasa, 16 Oktober 2012

Praktikum Jaringan Epitelium


 Di atas ,Preparat Intestinum tikus, perbesaran : 10 x 10
Epitelium kolumner simplex





 Di atas ,Preparat Ren tikus, perbesaran  : 10 x 40
Epitelium squamous simplex




 Di atas ,Preparat Tiroid tikus, perbesaran  : 10 x 40

Epitelium kuboid simplex


 Di atas ,Preparat Vesica Urinaria tikus, perbesaran  : 10 x 10

Epitelium  transisional

Senin, 16 Juli 2012

Tugas SPH-1 : Perbandingan Anatomi Class Amfibia dan Class Reptilia


TUGAS STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN I
“PERBANDINGAN ANATOMI CLASS AMFIBIA DAN CLASS REPTILIA”


DISUSUN OLEH :
NAMA           : RIA AGUSTINA
NIM                : 11017006
PRODI           : BIOLOGI INDUSTRI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2012


BAB I
PENDAHULUAN

Struktur Perkembangan Hewan I adalah mata kuliah yang mempelajari tentang struktur anatomi hewan,mulai dari hewan avertebrata sampai vertebrata.Pada ringkasan ini akan di bahas perbandingan anatomi dari amfibia dan reptilia serta perbandingan sistema-sistema yang ada anatara amfibia dan reptilia.Akan di jelaskan perbandingan anatomi,sistema respiratoria,sistema kardiovaskuler,sistema digestoria,sistema uropoetica,sistema genitalia,dan sistema nervosum.
Amphibi merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi tidak tertutupi oleh rambut dan mampu hidup di air maupun di darat. Amphibi mempunyai dua bentuk kehidupan yaitu di air dan di darat, pada umumnya amphibi mempunyai siklus hidup awal diperairan dan siklus kedua di daratan. Amphibi mempunyai kelopak mata dan kelenjar air mata yang berkembang dengan baik. Pada mata terdapat membran nictitans yang berfungsi untuk melindungi mata dari debu, kekeringan dan kondisi lain yang menyebabkan kerusakan pada mata. Sistem syaraf mengalami modifikasi seiring dengan perubahan fase hidup. Otak depan menjadi lebih besar dan hemisphaerium cerebri terbagi sempurna, pada cerebellum konvulasi hampir tidak berkembang.
Reptilia adalah salah satu hewan kelas vertebrata dalam kelompok hewan yang melata. Kromatofora pada beberapa jenis dapat mengembang dan menguncup sehingga warna kulit berubah sesuai dengan keadaan lingkungan didekatnya. Kulit tidak memiliki lendir, memiliki kloaka, kemih dan beberapa jenis asam urat dalam fase padat bergabung dengan tinja dan keluar bersama-sama lewat dubur, tidak minum dan menyesuaikan diri hidup di tempat kering.
Tubuh reptil umumnya tertutupi oleh sisik-sisik yang beraneka bentuk, terkecuali anggota suku Amphisbaenidae yang tak bersisik. Sisik-sisik itu berupa modifikasi lapisan kulit luar (epidermis) yang mengeras oleh zat tanduk, dan terkadang dilengkapi dengan pelat-pelat tulang di lapisan bawahnya, yang dikenal sebagai osteoderm.
Integument pada Reptilia umumnya juga tidak mengandung kelenjar keringat. Lapisan terluar dari integument yang menanduk tidak mengandung sel-sel saraf dan pembuluh darah. Bagian ini mati, dan lama-lama akan mengelupas. Permukaan lapisan epidermal mengalami keratinisasi. Lapisan ini akan ikut hilang apabila hewan berganti kulit. Pada Calotes (bunglon) integument mengalami modifikasi warna.


BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

A.            Anatomi Comparativa

 Keterangan :
1. Lobus Liver
2. Cor (jantung)
3. Ovarium dengan telur
4. Vesica fellea (empedu)
5. Intestinum tenue (usus halus)
6. Ventrikulus
7. Saluran ovum                               
 
Keterangan :
a. Intestinum crassum (usus besar)
b. Intestinum tenue (usus halus)
1. Lobus pulmo
2. Cor (jantung)
3. Lobus liver
4. Vesica fellea (kandung empedu)
5. Ventrikulus
6. Intestinum tenue (usus halus)
7. Testis
8. Lemak tubuh
9. Vesica urinaria
Perbandingan anatomi antara amfibi (katak) dengan reptilia (kadal) dari kesimpulan gambar di atas adalah pada katak ruang jantung berjumlah 3 ruang sedangkan pada kadal ruang jantung beruang empat dilengkapi dengan sekat yang di sebut foramen panizzae.Pada amfibi,ketika masih berudu mempunyai insang sebagai alat pernafasan dan pulmo ketika dewasa sedangkan pada kadal,dari bayi sudah bernafas dengan pulmo.Pada katak juga terdapat lemak tubuh yang menyokong pertahanan tubuh katak terhadap lingkungan.

B.            Sistema Digestoria




Sistem pencernaan amfibi dimulai dengan mulut besar, seperti biasa pada hewan karnivora.Mulut mengarah langsung ke dalam perut melalui kerongkongan sehingga sesingkat menjadi perut hampir nonexistent.Perut memanjang dan bagian yang diperbesar dari usus atau pencernaan pembukaan canal. Pembuka antara ventrikulus dan usus halus di sebut pilorus.Pilorus ini di tutup oleh sfingter otot.
Kedua kelenjar besar atau organ mensekresi dari sistem pencernaan, hati dan pankreas, mempunyai banyak peran yang sama dalam amfibi seperti pada vertebrata lainnya.Darah membawa sari makanan dari usus untuk di cerna ke hati, di mana ia diproses dan disimpan sebagai glikogen, atau gula hati.Pankreas adalah kelenjar elogate incinspicuous terletak di antara lambung dan tikungan dari intestine.Sehingga mengalirkan makanan ke usus halus melalui katup yang di sebut sfingter pilorus.Bagian posterior dari usus ada bagian yang membesar dikenal sebagai saluran cloaca,yang merupakan tempat bermuaranya 3 saluran (ekskresi,sekresi dan reproduksi).
Walaupun pencernaan dalam mulut tidak terjadi,tetapi reptilia terresterial ,terutama ular mempunyai glandula suborbitalis dan glandula infraorbitalis yang aktif.Gigi reptilia pada daerah superficialnya mempunyai lapisan yang homogen,seperti lapisan email  pada mammalia,dan sebagian besar gigi tersusun dari dentin.Gigi bertipe acrodont atau pleurodont.Gigi pada reptilia yang ada sekarang tidak ada yang tertanam di dalam alveolus,dapat tanggal dan di ganti dengan yang baru.Heloderma (kadal yag terdapat di Mexico) mempunyai gigi  yang bersulcus untuk jalannya secret dari glandula racun.Ular mempunyai gigi yang terletak pada maxilla,palatinum dan pterygoid juga pada mandibula.Pada premaxillaenya tidak terdapat gigi .
Pada umumya,gigi-gigi tersebut padat,panjang dan runcing,melengkungkuat sehingga seperti alat pencengkeram yang tajam.Fungsi gigi semacam ini untuk memegang mangsanya dan mempertahankannya smapai semuanya dapat di telan.Pada ular yang tidak beracun ada gigi semacam di atas.Sedang pada ular yang beracun,beberapa dari gigi yang terdapat di maxilla menjadi panjang dan tajam dan berubah menjadi gigi yang beracun.Gigi ini biasanya lebih besar dari pada gigi lainnya dan mempunyai sulcus atau lubang sebagai canal untuk jalannya ductus dari glandula racun.Familia Viperidae mempunyai 1 pasang gigi racun yang besar,melengkung dan terdapat di amxilla.Pada basis gigi itu terdaoat gigi-gigi semacam yang kecil-kecil.Glandula racun ini adalah modifikasi dari glandula parotis (atau glandula labialis superior).Secret dari glandula ini dapat mengalir keluar karena kontraksi dari musculus capitomandibularis superficialis.Sphenodon mempunyai 2 baris gigi yang tersusun pararel ; 1 baris terletak di sepanjang maxilla,baris yang lain terletak di sepanjang palatum.
Chelonia tidak mempunyai gigi.Rahang berbentuk sedemikian rupa sehingga membentuk struktur seperti paruh burung yang tersusun dari lapisan tanduk.Crocodilla mempunyai gigi banyak,terletak pada premaxillae,maxillae,dan mandibulae.Gigi umunya besar dan berbentuk conus,bertipe thecodon dan dapat di ganti dengan gigi baru apabila gigi pertamanya tanggal.Beberapa kadal mempunyai lidah yang pendek dan bifida.Sedang yang lain (misal :Lacerta) mempunyai gigi yang agak panjang.Yang lain lagi (misal : ular) mempunyai gigi yang panjang dan ujungnya dan bifida.Lidah Crocodilus tebal tidak mudah bergerak,merupakan massa yang meluas antara rami mandibulae.Beberapa Chelonia mempunyai lidah yang tidak mudah bergerak,beberapa yang lain mempunyai lidah yang dapat di julurkan keluar,kadang-kadang ada yang bifida.Di dalam Tractus digestoris Crocodilla di jumpai adanya gastrolith pada ventrikulusnya.Cecum pada sebagian besar Lacertilia dan Ophidia rudimeter.Pada kura-kura,esophagus mengalami cornifikasi.Pada ular,makanan di cernakan pertama kali di dalam ventriculus.
Dentes pada amfibi terletak pada maxilla, berfungsi sebagai pemegang mangsa sedangkan dentes pada reptil semua bagian ada, ada yang berfungsi sebagi racun, pengunyah tergantung jenis reptilnya.Pencernaan pada amfibi (katak) dan reptil (kadal) tidaklah berbeda.Makanan masuk ke rima oris-esophagus-ventrikulus-intestinum tenue-intestinum crassum- bermuara di kloaka.

C.            Sistema Respiratoria

 



Sistem pernapasan pada katak dan dimulai dengan lubang hidung eksternal pada permukaan moncong dan lubang hidung internal yang membuka di atap mulut..Hal yang membedakan pernafasan katak dan hewan lain adalah Udara masuk melalui nares anterior,kemudian cavum nasi lalu ke nares posterior,ke cavum oris (udara di telan) masuk ke laring,ke bronchus dan masuk ke pulmo.Glotis merupakan celah pembuka antara ruang mulut yang menuju ke esophagus,laring dan paru-paru. Laring ini didukung oleh batang tulang rawan, dan dari sisi dalamnya muncul sepasang lipatan membran horizontal.Vokal saccus penggunaannya sesuai dengan sifat udara di korelasikan dengan pita suara, dengan hasil suara berupa getaran yang merupakan pengembangan timpanium dari gendang telinga.Pada katak dan kodok ,timpanium rata dengan permukaan kepala dan ditarik mendatar oleh celah cemara tua insang, maka ada ventilator dicelah insang.Sekarang menjadi dikenal sebagai tabung Eustachio.
Umumnya semua reptilia mempunyai trachea yang panjang dimana dindingnya disokong oleh sejumlah cincin kartilago.Laring terletak di ujung anterior trachea.Dinding laring ini disokong oleh cartilago cricoidea dan cartilago arytneoidea.Ke arah posterior trachea membentuk percabangan (bifurcatio) menjadi bronchus kanan dan bronchus kiri,yang masing-masing menuju ke pulmo kanan dan pulmo kiri.Pulmo Lacertilia dan Ophidia ialah relatif sederhana.Pada beberapa bentuk,bagian internal pulmo terbagi tidak sempurna menjadi dua bagian,ialah  bagian anterior berdidinding sacculer sedang bagian posterior berdinding licin,tidak vasculer dan berfungsi terutama untuk reservoir.Pada ular umumnya pulmo mempunyai lekukan-lekukan yang asimetri,pulmo kanan selalu sangat panjang.
Pada spesies yang marine,panjang pulmo kanan hampir mencapai cloaca.Pulmo kiri sering kali rudimeter.Pada kadal-kadal yang menyerupai ular,asimetri yang semacam sering terjadi.Tetapi pada Amphisbaenidae pulmo kanan justru yang mereduksi.Pada ular-ular yang primitif,kedua pulmo kana dan kiri berfungsi dan hampir sama ukurannya.Pada crocodilla dan Chelonia,pulmo yang mempunyai struktur yang lebih sempurna,bagian internalnya terbagi oleh septa menjadi sejumlah kamar-kamar.Beberapa ular mempunyai “pulmo-trachealis” karena annulus trachealis tidak sempurna sehingga disini ada perluasan membrana trachealis,yang memanjang mulai dari cranial sampai pulmo bagian kanan.Selain itu ada perkembangan alveoli pada pulmonya.Susunan seperti ini memungkinkan ular untuk mengadakan respirasi dengan tracheanya,apabila pulmo yang sesungguhnya tertelan oleh mangsa yang di telannya.
Pernafasan katak di jelaskan secara singkat dengan  mengangkut oksigen masuk dan keluar dari paru-paru menggunakan rongga mulut sebagai pompa.Bagian bawah rongga mulut bergerak ke bawah,dan oksigen di tarik melalui lubang hidung terbuka,kemudian ia menutup lubang hidung dan meningkatkan bagian bawah mulut ke langit-langit mulut,sehingga memaksa oksigen masuk ke paru-paru melalui laring.Hal ini seakan oksigen yang di mulut di telan ke laring.Pada katak ,masa berudu pernafasan dengan insang,setelah dewasa insangnya mereduksi,sehingga pulmo berkembang dan berfungsi.Pada reptil, paru-paru adalah hanya organ respirasi meskipun mereka menggunakan bagian tubuh lainnya seperti rongga bukal, kloaka atau shell untuk mendukung respirasi.
D.            Sistema Cardiovasculare
Perubahan dari paru-paru adalah perkembangan yang signifikan dari perubahan vertebrata.Ini adalah mekanisme perkembangan yang telah berevolusi untuk memungkinkan darah kaya oksigen kembali ke paru-paru melalui pembuluh darah.Perkembangan paru-paru dari septum interatrial di jantung amfibi yang paling sangat penting adalah membantu dan menjaga darah yang kaya dipisahkan dari darah terdeoksigenasi.
Jantung terbagi dua yaitu atrium dan ventrikel.Banyak anggota amfibi yang mempunyai 2 atrium dan 1 ventrikel.Meskipun septum interatrial tidak sempurna pada kebanyakan salamander dan caecillian namun pada anura sudah sempurna.Atrium kanan akan menerima darah terdeoksigenasi dari venosus sinus, atrium kiri menerima dari vena pulmonalis dan darah yang kaya oksigen.Darah mengalir dari arteri pulmonalis di jantung menuju arteri kutaneus di kulit untuk melangsungkan respirasi.Setelah respirasi,darah dari arteri kutaneus kembali ke jantung melalui arteri pulmonalis. Ventricular kulit (tonjolan di dinding venticular) sangat umum berada di kebanyakan amfibi dan membantu untuk menjaga darah yang mengandung oksigen dan terdeoksigenasi terpisah kemudian di salamander ventricle.Beberapa jenis Salamander memiliki septa interventriculare parsial, tapi pada amfibi tidak di ketahui adanya septum interventrikel yang lengkap.
Selama masa pengembangan, larva salamander dan semua berudu melewati taraf pernafasan yang mana menggunakan lengkung insang kapiler dan insang eksternal.Setelah masa pernafasan dengan insang,hewan dewasanya mempertahankan susunan organ topografi dalam.Lengkungan aortic 3 (karotid), 4 (sistemik ), dan 6 (paru) selalu dipertahankan, dan arch 5 (sistematis) terdapat pada bebrapa anura dan salamander.Semua amfibi dan beberapa salamander memiliki katup spiral di konus arteriosusthat yang mengalirkan darah beroksigen ke lengkungan 3 dan 4 (ke kepala dan punggung aorta) dan darah terdeoksigenasi untuk melengkungkan amfibi 6.Semua amfibi memanfaatkan pertukaran gas kutaneus ke beberapa kulit lembab.Kulit halus/tipis mungkin hanya memainkan peran kecil dalam pengambilan oksigen dalam beberapa jenis spesies, sedangkan pada yang lain, seperti plethodontid (lungless) salamander,kulit yang memiliki peran besar.Cabang-cabang utama transportasi darah arteri paru pada kulit, sehingga banyak amfibi kehilangan sebagian besar karbon dioksida mereka melalui kulit.Darah mereka mengalir kembali dari kulit melalui nein kulit dan masuk ke atrium adalah darah kaya oksigen seperti yang kembali dari paru-paru ke atrium kiri.Ketika sedang berespirasi di kulit,akan menjaga dua aliran darah dipisahkan mungkin atau mungkin tidak lebih diutamakan.
Darah amfibi banyak terdiri dari plasma, eritrosit, leukosit dan trombosit.Eritrosit normal adalah elips, disk bernukleus bervariasi dalam ukuran dari kurang dari 10 Mm diameter dalam beberapa spesies lebih dari 70 Mm (dalam amphiuma),maka eritrosit terbesar yang diketahui dari vertebrata apapun.
Cor reptilia terdiri dari atas 3 ruang yaitu 2 atria dan 1 ventriculus; kecuali pada Crocodila dan Alligator.Cor terdiri atas 4 ruang.Tetapi ventriculus cordis dari cor yang beruang 3.Sebenarnya juga terbagi 2 oleh suatu septum yang di sebut septum interventricularis yang membentang dari apex cordis sampai ke pusat cor,sehingga seolah-olah semua cor reptilia beruang 4.Perlu diketahui bahwa septum interventriculare tadi belum sempurna sehingga amsih ada percampuran darah anatara bagian dexter dan bagian sinister.Sinus venosus pada sebagian besar Reptilia telah bergabung dengan atrium dextrum,sehingga sekarang merupakan bagian dari atrium dextrum,kecuali pada Kura-kura masih kita lihat adanya sinus venosus.Antara kedua atria di pisahkan oleh septum interatrialis yang sudah sempurna,sehingga tidak akan terkadi percampuran antara darah venosa dan darah arteriel.
Conus arteriosus pada Reptilia telah menjadi sebagian dari Ventriculus.Dari Ventriculus ini akan keluar 3 pembuluh yang besar,yaitu aorta pulmonalis yang menuju ke pulmo kemudian archus aortae dexter dan archus aortae sinister yang akan bercabang ke semua bagian tubuh.Archus aortae sinister keluar dari ventrikel dexter sedang archus aortae dexter keluar dari Ventrikel sinister.Pada crocodila septum interventriculare sempurna,sehingga cor betul-betul beruang 4.Namun demikian percampuran darah masih terjadi karena adanya foramen panizzae juga percampuran ini terjadi pada titik dimana archus aortae dexter dan sinister bersatu untuk membentuk aorta dorsalis.Systema arterial pada Reptilia, seperti pada Amphibia yaitu masih mempertahankan archus aortae III,IV dan VI.Sedang pada kadal tertentu archus aortae ke V masih ada tetapi ukurannya telah mereduksi.
Pada ular,radix antara archus aortae ke III dan ke IV masih kelihatan ada walaupun hanya sebagai sisa-sisa.Pada sebagian besar Reptilia modifikasi yang paling besar terdapat pada archus aortae ,yaitu dengan pecahnya aorta ventralis menjadi 3 pembuluh.
Pada Amfibi dan reptil, darah meninggalkan ventrikel masuk ke dalam salah satu dua kapal. Itu baik bergerak melalui arteri paru yang mengarah ke paru-paru atau melalui aorta bercabang menuju ke seluruh tubuh. Darah beroksigen kembali ke jantung dari paru-paru melalui vena paru masuk ke dalam atrium kiri, sementara darah terdeoksigenasi kembali dari tubuh melalui sinus venosus masuk ke dalam atrium kanan. Kedua atrium kosong ke ventrikel tunggal, mencampur darah kaya oksigen yang kembali dari paru-paru dengan darah kehabisan oksigen dari jaringan tubuh. Walaupun sistem ini menjamin bahwa darah beberapa selalu lolos ke paru-paru dan kemudian kembali ke jantung, pencampuran darah di ventrikel tunggal berarti organ tidak mendapatkan darah yang jenuh dengan oksigen. Hal ini tidak efisien sebagai sistem empat bilik, yang menjaga dua sirkuit terpisah, tetapi ini untuk organisme berdarah dingin. Tingkat jantung amfibi dan reptil sangat tergantung pada suhu.Bahwa semakin tinggi suhu, semakin cepat jantung berdenyut.

E.            Sistema Uropoetica

Ginjal dari amfibi yang dibangun dari unit fungsional yang sudah sangat jelas.Unit-unit nefron terdiri dari kapsul Bowman dan glomelurus pada salah satu ujung tubulus.Pada amfibi panjang uniferous mereka lebih pendek dan lebih tebal.Urine keluar dari ginjal oleh saluran yang dapat disebut ureter dan bermuara di kloaka.
Kedua reptil dan amfibi berkembang biak dengan bertelur, reptil telur kasar keras untuk melindungi orang-orang muda di dalam dan sering diletakkan di dalam dikuburkan, sarang terisolasi. Telur amfibi yang lembut tanpa jenis membran eksternal dan biasanya melekat pada batang tanaman air. Amfibi mereproduksi menggunakan fertilisasi eksternal. Betina meletakkan telur, dan laki-laki kemudian mencakup mereka dengan sperma. Kedua jenis kelamin hanya memiliki kloaka (pembukaan tunggal di mana mereka mengeluarkan, mate dan bertelur). Karena telur mereka tidak memiliki cangkang, mereka harus meletakkan mereka di air atau paling tidak dalam kondisi lembab. Dalam kebanyakan kasus, menetas muda menjadi berudu, dan menghabiskan beberapa waktu hidup di air sebelum metamorphosing ke dalam, bentuk dewasa mereka bernapas. Dalam beberapa spesies, namun, pergi muda melalui tahap berudu sementara masih di dalam telur, dan muncul sebagai replika kecil dari orang dewasa. Reptil mereproduksi menggunakan fertilisasi internal. Laki-laki memiliki penis - atau dua dalam kasus ular dan kadal, meskipun hanya satu yang digunakan pada satu waktu - yang membalik keluar dari kloaka dan dimasukkan ke dalam kloaka betina. Di sini ia deposito spermanya, yang berenang sampai ke saluran telur telurnya, pemupukan mereka. Dalam beberapa spesies, untuk contoh buaya dan kura-kura, telur tersebut kemudian dilapisi shell dan diletakkan, dan akan menetas setelah masa inkubasi. Ini disebut sebagai yg menelur. Telur dapat ditempatkan di darat, tanpa membutuhkan air, karena perkembangan dari shell. Dalam spesies lain, ular derik contoh dan Boas, telur tidak dilapisi kulit, dan dipertahankan di dalam tubuh ibu sampai muda sepenuhnya dikembangkan - mereka kemudian dikeluarkan dari tubuh hidup. Ini disebut sebagai Ovoviviparous.
         
F.             Sistema Genetalia

Baik testis atau indung telur, yang diskors dari dinding tubuh oleh lipatan tipis pada lapisan peritoneal dari coelom.Pada katak jantan, sperma disalurkan melalui banyak tubulus,efferentia vasa, ke dalam duktus ginjal, dimana sperma keluar melaui ureter dan kloaka.Pada katak betina,silia merupakan lapisan dari rongganterusan dari bagian penutup jantung.Itu akan menjadikan silia menuju jantung dan mendorong telur tersebut ke depan mulut atau ostium dari saluran telur, yang mana terus ke bagian anterior tubuh berupa rongga saluran telur.Oviduk yang berbelit-belit mempertahankan dinding rahim ketika menstruasi.Sebelum telur bermuara ke kloaka , saluran telur setiap berekspansi ke rahim, dimana telur disimpan sebelum luruh.Ovulasi dari ovarium ke coelom dan dari situ ke saluran telur dapat diinduksi secara buatan pada setiap saat sepanjang tahun kecuali untuk satu bulan atau lebih setelah katak telah mengalami ovulasi, ketika ovarium kosong.Telur matang siap untuk implan, di bawah kulit atau dalam, kelenjar hipofisis dan dari urin katak.Urin katak yang sedang hamil mengandung cukup hormon gonad-stimulating dari plasenta yang menyebabkan katak betina atau kodok untuk berovulasi dalam waktu enam sampai delapan jam, atau menyebabkan laki-laki untuk menumpahkan sperma segera.

G.           Sistema Urogenitale

Ren Reptilia bertipe metanephros.Crocodila,ular dan beberapa kadal tidak mempunyai vesica urinaria.Kadal yang terbesar (Sphenodon) dari Chelonia mempunyai 1 vesica urinaria yang bermuara ke dalam urodenum.Sebagian besar,kadal dan kura-kura mempunyai vesica urinaria yang berkembang baik dan biasanya bilobus yang bermuara ke dalam cloaca.Ureter bermuara sendiri ke dalam cloaca,tetapi pada crocodila,ureter berhubungan dulu dengan vesica urinaria ,baru kemudian bermuara ke dalam cloaca.Pada beberapa kura-kura terdapat vesica urinaria yang juga berhubungan dengan cloaca yang berfungsi sebagai alat pernafasan tambahan.Pada hewan yang betina,kemungkinan vesica urinaria ini berisi air yang digunakan untuk membasahi pasir apabila akan membuat sarang untuk meletakkan telurnya.
Ular dan kadal mempunyai ovarium yang sacculer yang memanjang dan tidak simetris tetapi kura-kura dan Crocodila mempunyai ovarium yang solid (padat).Hanya saccus vitellinus pada telur Reptilia yang di bentuk didalam ovarium sehingga seperti ovum yang sebenarnya.Oviduct pada Reptilia bermuara langsung ke dalam Coelom melalui ostia.Oviduct telah mengalami differensiasi sehingga terbentuk daerah-daerah yang mempunyai fungsi ayng berbeda.Pada Sphenodon ,kura-kura dan Crocodilia,bagian atas dari oviduct mempunyai glandulae yang mensekresikan albumen,sebab glandulae yang mensekresikannya juga tidak banyak.Ukuran oviduct bervariasi dengan musim,dan ukuran yang paling  maximum pada masa kelamin (breading sesson).
Pada semua Reptilia,fertilisasi terjadi secara internal dan terjadi di bagian atas oviduct.Sebagian besar Reptilia bersifat ovipar,tetapi beberapa ular dan kadal ada yang ovovivipar yaitu telur tetap dipertahankan di dalam oviduct hingga hewan muda keluar.Testes pada Reptilia merupakan struktur yang kompak berbentuk bulat telur,bulat atau bentuk pyriformis.Tubulus semini ferous didalam testes panjang dan berkelok-kelok.Pada ular dan kadal ada kecenderungan bahwa satu testes terletak lebih tinggi dari yang lain.Bagian dari ductus Wolffi dekat testes berkelok-kelok untuk membentuk epididymis.Tubuh mesonephridici mengalami  modifikasi untuk membentuk vasa efferensia yang menghubungkan tubuli seminiferi pada testes dengan epididymis.Ductus Wolffi ke arah posterior menjadi ductus deferens yang mana biasanya lurus tetapi ada pula yang berkelok-kelok.
Pada sebagian besar Reptilia,ductus deferens pada kedua sisi sebelum bermuara ke cloaca bersatu dulu dengan ureter.Ductus Mulleri sangat  mereduksi,dan umunya masih tetap bertahan pada hewan jantan.Tetapi pada Lacerta viridis ,ductus Mulleri justru berkembang baik seperti pada hewan betina.Pada kebanyakan Kadal dan bebrapa Reptilia lain beberapa tubuli metanephridici posterior mengalami modifikasi,menghasilkan secresi albiminosa yang menyusun cairan semen.
H.            Sistema Nervosum



The anterior portion of the brain consist of a pair of olfactory lobes and a pair of cerebral hemispheres.A pineal organ is present and many serve as a photoreceptor,but only remnants of the parapineal organ are found in amphibians.Lobus opticOptic lobes are resent,however ,the cerebellum is relatively inconspicuous-a condition presumably correlated with the comparatively simple locomotor activities of many amphibians.Impulses from the lateral-line system are direccted to the cerebellum,which coordinated and contols voluntary muscular activity.The cerebellum is poorly developed in those amphibians with a reduced lateral-line system.
Two meninges-an outer dura meter and an inner vascular pia-arachnoid membrane-surround the spinal cord.In tailed amphibians,the spinal cord extends to the caudal end of the vertebral column,whereas in most frog is consist of just 11 segments and ends anterior to the urostyle.Cervical and lumbar enlargements occur for the first time,because these are the first forms to have appendages modified into true limbs.Eleven pairs of spinal nerves emerge from the spinal cord of anurans byu means of ventral and dorsal roots.An autonomic nervous system,which controls activities of smooth muscles,glands,and viscera is well developed.
Pada semua reptilia kecuali Ophidia,cavum nasi terdiri dari dua bagian,yaitu yang terluar Vestibulum yang dalam regio olfactoria.Tunica mucosa pada regio olfactoria mempunyai sel-sel sensoris.Pada kadal dan ular terdapat organon Jacobsoni atau organ tomero-nasale.Organ ini pada hewan-hewan tersebut berkembang baik dan paad sebagian besar kadal merupakan organ yang penting sekali,karena berfungsi untuk mengenal musuhnya.Organ ini mempunyai arena sensoris yang luas yang di lengkapi dengan saraf-saraf vomero-nasale.Pada Crocodila dewasa,organon jacobsoni ini menghilang.Encephalon Reptilia mempunyai organisasi yang lebih tinggi dari pada encephalon Amfibia.
Hemisphaerium cerebri terbagi ke dalam dua daerah,ialah :
-                 Cortex,bagian yepi berwarna abu-abu,oleh karena itu disebut : substansia gricea yang
 mengandung sel-sel saraf pyramidal.
-                 Medulla ,bagian tengah berwarna putih ,disebut substansia alba.

Pada semua Reptilia, hemisphaerium berkembang dengan baik.Bagian basal dari hemisphaerium cerebri mengalami perkembangan yang sangat besar,sehingga terbagi ke dalam 3 daerah,ialah : Corpus striatum,septum dan nuclei amygdaloid.Kortex pada bagian dorsal hemisphaerium cerebri yaitu daerah pallial,tidak meluas tetapi jelas terbagi ke daerah,yaitu :
-                 Hypocampus               : terletak di median
-                 Pyriformis                   : terletak di lateral
-                 Cortex dorsale : terletak diantara hypocampus dan pyriformis.
Di daeral laterale (pyriformis) ini merupakan regio olfactoria,sedang 2 daerah lainnya tidak banyak di kenal fungsinya.Rupa-rupanya daerah basale mempunyai arti yang lebih penting dari daeral pallial.Mesencephalon berupa lobi optici.Cerebellum berukuran kecil kecuali Crocodilia mempunyai perkembangan yang lebih baik,yaitu terdiri dari sebuah lobus medianus dan 2 buah lobus lateralis.
Sebuah sistem saraf katak terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, saraf kranial, saraf tulang belakang dan saraf otonom (simpatis dan parasimpatis). Otak dan bentuk tulang belakang bersama untuk membentuk sistem saraf. Otak terdiri untuk sepasang lobus penciuman, sepasang belahan otak, badan pineal, sepasang lobus optik otak kecil dan medulla oblongata. Sumsum tulang belakang membentang dari medula oblongata hingga ujung bagasi. Sepuluh pasang saraf kranial muncul dari otak dan innervate tubuh yang berbeda.Sepuluh pasang saraf tulang belakang muncul dari sumsum tulang belakang dan menyokong ke berbagai bagian tubuh.Saraf otonom yang dibentuk oleh dua helai saraf sebelah-dan sejajar dengan tulang belakang. Dalam perbandingan dengan sistem saraf manusia mereka memiliki banyak kesamaan. Seperti memiliki otak dan sumsum tulang belakang dengan saraf terpasang, oblongata, dan sistem dua saraf otonom.Otak reptil lebih maju dengan otak besar dan otak kecil di bandingkan dengan amfibi,namun beratnya tidak melebihi 1% dari massa tubuhnya.Reptil adalah kelompok vertebrata yang paling awal dengan 12 saraf cranial.Sumsum tulang belakang berbeda karena meluas ke ujung ekor



BAB III
KESIMPULAN

Dari perbandingan anatomi dan sistema yang ada di dalam tubuh amfibi dan reptilia dapat di simpulkan bahwa pada anatomi komparativanya terdapat perbedaan ,yaitu ruang jantung amfibi berjumlah 3 ruang dan ruang jantung reptil berjumlah 4 ruang.Sistema digestorianya tidak banyak perbedaan dimana makanan yang masuk ke rima oris,langsung masuk ke esophagus,ventrikulus,intestinum tenue ,intestinum crassum dan bermuara di kloaka.Sistema respiratorianya, pada katak ketika masih berudu bernafas dengan insang,setelah dewasa insang mereduksi dan pulmo berfungsi dengan baik sedangkan pada reptilia,pernafasannya menggunakan pulmo dan bagian tubuh lainnya seperti rongga bukal, kloaka atau shell untuk mendukung respirasi.
Sistema Cardiovaskulernya,tingkat denyut jantung amfibi dan reptil sangat tergantung pada suhu.Bahwa semakin tinggi suhu, semakin cepat jantung berdenyut.Sistema Genetale dan Uropoetica (Urogenital) nya,reptil dan amfibi berkembang biak dengan bertelur, reptil telur kasar keras untuk melindungi orang-orang muda di dalam dan sering diletakkan di dalam dikuburkan, sarang terisolasi. Telur amfibi yang lembut tanpa jenis membran eksternal dan biasanya melekat pada batang tanaman air.Amfibi dan reptil mereproduksi menggunakan fertilisasi eksternal.Serta sistema nervosum pada amfibi dan reptil tidaklah jauh berbeda,bedanya pada reptil saraf sudah dengan 12 saraf cranial.Amfibi dan reptil merupakah hewan poikiloterm (berdarah dingin),dimana suhu tubuhnya dipengaruhi oleh keadaan lingkungan.Karena keduanya merupakan hewan poikiloterm,kekerabatannya cukup dekat dan memiliki banyak persamaan.







DAFTAR PUSTAKA

Berada dalam ctt pribadi penuliss yaahh..
mhon maaf di rahasiakan.., hak cipta..